Subscribe:

Labels

Senin, 14 Januari 2013

Sejarah Berdirinya Pondok-Pondok Pesantren Bandungsari

Al-kisah pondok pesantren Bandungsari telah ada sejak zaman wali songo, dikisahkan di desa Bandungsari kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan, telah pernah berdiri pondok pesantren yang didirikan oleh waliyulloh SYEKH AHMAD ALI murid dari SUNAN GIRI. Namun keberadaan pondok dan makamnya terjadi khilaf.
Kiai BASYARIDDIN bin Kiai RADEN JUMALI waliyulloh asal Tuyuhan Pamotan Rembang adalah Kiai pertama yang mendirikan Pondok Pesantren di kulon kali (barat sungai), setelah beliau wafat diteruskan menantunya yaitu Kiai HASAN PURO putra Kiai IMAM TABRI dari Jatisari Wirosari. Menantu Kiai BASYARIDDIN yang lain yaitu Kiai IBRAHIM mendirikan Pondok Pesantren di masjid selatan. Sepeninggal beliau diteruskan Kiai MUKTI kemudian diteruskan Kiai SAIROZI. Menantu beliau yang lain yaitu kiai ARIF mendirikan Pondok Pesantren di madrasah utara. Sepeninggal beliau diterusakan Kiai DAHLAN dan Kiai MUHADI. Sepulang dari Pondok Pesantren Langitan Jawa Timur putra-putra KIAI HASAN PURO yaitu Kiai ASMU’IN dan HAMZAH beserta sahabatnya KH. MA’RUF mengamalkan ilmunya di Bandungsari. HAMZAH menjadi Kepala Desa Bandungsari namanya diganti HADI REJO. Kiai ASMU’IN mendirikan Pondok Pesantren di dekat pondok Kiai DAHLAN dan Kiai MUHADI. KH. MA’RUF dinikahkan dengan keponakan Kiai ASMU’IN yaitu putri mbah PAWIRO menantu HASAN PURO.
Tahun 1905 KH. MA’RUF mendirikan pondok dikomplek kauman sebelah barat. Tahun 1917 kiai SIDIK menantu mbah PAWIRO mendirikan Pondok Pesantren di kauman timur. Beliau adalah putra Kiai UMAR ABDULLOH dari Jati Sari. Sepulang berguru di Pondok Pesantrennya KH. HASYIM ASY’ARI dari Tebu Ireng, Kiai MASYHURI putra KH. MA’RUF membantu ayahandanya membimbing para santri.
Pada tahun 30-an terjadi krisis di Pondok Pesantren utara. Kiai MUHADI hijrah ke Demak, Kiai DAHLAN pindah ke Trowolu, Kiai ASMU'IN wafat. Setelah Kiai ASMU'IN wafat istrinya dijadikan istri kedua Kiai MA’RUF. Pondok utara dan semua santrinya digabungkan di Pondok Pesantrennya Kiai MA’RUF. Pada tahun 1944 M. ketika Kiai SIDIK wafat. Pondok timur dipersatukan dengan pondok barat oleh Kiai MASYHURI di beri nama AL MA'RUF. Seiring dengan makin banyaknya santri maka sistem mengajarnya pun diubah dengan cara formal yaitu dengan mendirikan madrasah yang diberi nama RIYADLOTUSSUBBAN dengan guru-guru mengajarnya;
Shof I : Ustadz Kastolani Ibnu KH. Ma’ruf
Shof II : Ustadz Sholeh Ibnu KH. Ma’ruf
Shof III : Ustadz Nawawi menantu Kiai Siddiq alumni dari Tebuireng.
Klas I : Ustadz Syamsuddin ibnu Kiai Siddiq
Klas II : Kiai Muslih Ali dari Kudus santri Kiai Ma’ruf.
Sedangkan struktur pengurus Madrasah;
Mudir ‘Am : Kiai Masyhuri
Pelaksana : Kiai Abdul Karim
Ketua : Bpk. Kardi dari Bandungsari
Sekretaris : Bpk. Kasturi dari Sendangsuro
Perlengkapan : Bpk. Salamun dari Bandungsari
: Bpk. Ridwan dari Bandungsari
Tahun 1963 M Kiai MASYHURI wafat. Kepemimpinan Pondok Pesantren dipegang oleh KH. ABDUL KARIM dan Kiai MUSLIH. Tahun 1981 M. Kiai MUSLIH wafat. Posisi beliau digantikan Kiai BASYARIDDIN putra Kiai SIDIK.
Tahun 1988 M. KH. ABDUL KARIM Wafat. Posisi beliau digantikan KH. ABDUL WAHID ZUHDI dan KH. AHMAD KHOLIL KARIM, dibawah kepemimpinan KH. ABDUL KARIM dan Kiai MUSLIH di Bandungsari hanya satu Pondok Pesantren yaitu PP. Al Ma’ruf. Tapi sepeninggal Kiai MUSLIH mulailah bermunculan pesantren-pesantren baru. Semoga bermunculnya pesantren-pesantren baru membawa hikmah dan berkah untuk kemaslahatan Islam dan orang-orang Islam. Kemudian KH. ABDUL WAHID ZUHDI melebarkan sayap ke Ngangkruk (sebelah utara PP. Al Ma'ruf) untuk mengembangkan program-program beliau yang sekarang sangat tersohor, diantaranya program 40 hari, 100 hari, menghafal Alfiyyah plus murod dalam satu tahun.
Kemajuan Yang Dicapai
Di Bidang Fisik
Di bangun PON-PES AL-KUTTAB khusus santri kecil dan Ibtida’ dilahan seluas … ha, plus kamar mandi dan WC. Dibangun asrama untuk penampungan orang hilang ingatan (gila) terlantar (tak memiliki keluarga) bernama yayasan "MA'ATHYH" dengan kapasitas 40 orang plus kantor penjaga. Dibangun pula komplek PON-PES PUTRI tiga lantai dengan 30 kamar tidur dan ruang pendidikan. Dibangun pula madrasah "ASHSHOCHU" berdiri Nopember 2007.
Dibidang Pendidikan
Dibidang pendidikan, beliau memunculkan terobosan program-program baru yang belum dimiliki oleh pondok pesantren lain seperti :
Diterapkannya metode memahami kitab secara cepat dan cerdas, mempelajari dan menghafal kitab selama 40 hari bagi tingkatan dasar. Kemudian disusul program 100 hari. Target program ini, santri dituntut untuk dapat memaknai (makna gandul, jawa) serta memahami maksud dari kitab Aby Syuja'.
Membaca kitab kotongan/tanpa makna (pagi belajar, sore setoran, malam musyawaroh) bagi pelajaran wajib.
Difokuskannya pelajaran Hadis, Falak, Faroidl, Arudh di bulan liburan (bulan Robi'ul Awwal dan Romadhon) bagi santri dalam maupun luar pondok pesantren. Bahkan dalam ilmu Falak, mengalami kemajuan yang luar biasa terbukti dikirimkannya guru-guru falak dari pesantren lain, dari Jawa Tengah dan Jawa Tinur juga Madura untuk belajar falak tiap bulan Ramadhan.
Dijadikannya kitab-kitab karangan Beliau sebagai mata pelajaran wajib di lebih dari 10 pesantren Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti, Nahwu Mandhumah, Risalah Nisa’, Faidu Dzil Jalal dan Falak.
Kerja sama dengan lebih dari 20 Pon-Pes baik besar maupun kecil dari Jawa Timur dan Jawa Tengah seperti Sarang, Lirboyo untuk Bahtsul Masa’il Kubro Fiqhiyyah Waqi'iyyah dengan metode yang lain dari pondok pesantren pada umumnya yakni dengan metode pembuatan makalah.
Diterimanya lulusan Fadhlul Wahid untuk belajar di Mesir dan Yaman. Bahkan sekarang sudah begitu banyak santri Beliau yang belajar di Mesir atau Yaman yang mendapatkan titel Lc.
Di Bidang Kemasyarakatan
Beliau adalah pembimbing rohani bagi jama’ah Thoriqoh As-Syadziliyyah yang jumlah pengikutnya kurang lebih mencapai 7000 (tujuh ribu) orang di tiga Kabupaten yaitu Blora, Grobogan, dan Demak. Seluruh kegiatan pengajian di biayai oleh Beliau tanpa memungut dari santri Thoriqoh sejak Beliau membentuk thoriqoh syadziliyyah.
Setiap bulan Robi’ul Awwal selalu mengadakan khitanan massal sejak tahun 1997, tiap tahun tidak kurang dari 100 anak yang dikhitan. Menampung dan merawat orang-orang hilang ingatan (gila) yang terlantar (tidak memiliki keluarga) yang di ambil dari jalan-jalan di 2 Kabupaten yaitu Blora dan Grobogan.
Di Bidang Teknologi
Telah diajarkan pemahaman computer untuk siswa MTs (Tsanawi) keatas, yang bertujuan untuk merealisasikan program computerisasi untuk mentahrij hadis-hadis.
Melihat sikap Beliau yang sangat peduli terhadap Maslahatul Islam Wal Muslimin dan keberhasilan yang telah di capai oleh Pon-Pes Fadhlul Wahid selama dalam bimbingan Beliau, sudah seharusnya kita sebagai kaum muslimin pada khususnya serta bangsa Indonesia pada umumnya bangga terhadap keberhasilan Beliau.
Keadaan Masyarakat Sekitar Pesantren
Pondok Pesantren Fadhlul Wahid terletak di area pesawahan lebih persisnya tanah yang tinggi (angkruk, jawa) desa Bandungsari yang jauh dari kota ± 5 km arah barat kecamatan Ngaringan, 32 km arah timur dari kota kabupaten Grobogan. Pesantren ini berada agak jauh dari perkampungan karena memang asal mulanya bekas pesawahan yang cukup luas (7 hektar).
Secara sosial dan kultur masyarakat sekitar berasal dari masyayih, santri, pelajar dan petani. Heterogenitas juga dilihat dari beragamnya agama (Islam dan Kristen) yang dipeluk masyarakat sekitar pesantren. Tidak lebih dari radius 2 km terdapat 1 buah gereja dan beberapa masjid serta musholla yang berjejer-jejer. Namun demikian, bagi pemeluk Kristen jumlahnya sangat minim hanya segolongan saja. Meskipun demikian, kerukunan dan toleransi antar umat beragama terbina sangat baik sehingga tidak ada perselisihan yang berarti. Taraf ekonomi masyarakat sekitar didominasi oleh kalangan 65 % petani, 20 % pedagang, 10 % wiraswasta, dan 5 % buruh.
Organisasi Kelembagaan
Organisasi kelembagaan di pondok pesantren Fadhlul Wahid bernama yayasan "MA'ATHYH" yang mana yayasan ini dibidang sosial. Maksud dan tujuan yayasan "MA'ATHYH" tersebut adalah melaksanakan kewajiban fardlu kifayah dengan menitikberatkan pada Pengayoman Dan Perawatan Kepada Orang Lupa Ingatan (Gila) Yang Terlantar (tidak diketahui keluarganya) dan bukan bermaksud untuk penyembuhan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang yayasan "MA'ATHYH" akan dibahas pada bab berikutnya.
Kegiatan Pendidikan
Pendidikan yang diselenggarakan adalah pengajian kitab-kitab salaf mulai pagi (baik pelajaran Al-Qur'an maupun kitab kuning) sampai malam (jam musyawaroh). Kurikulum yang diterapkan adalah murni kurikulum pesantren yang mengacu pada pemahaman kitab-kitab salafiyyah. System pendidikan/pengajian kitab kuning (sorogan, setoran makna, dll) yang mengarah pada pendalaman materi dan wawasan ilmu agama/'ulumuddin dengan pendekatan metode efektif-efesien dan pengajaran klasikal (salafiyyah) serta bahtsul masa'il (baik bahtsul masa'il sughro, wustho, maupun kubro). Pada dimensi pragmatis diajarkan computer (yang diharuskan pada tingkatan kelas Funun) yang mengacu pada santri untuk bisa mentahrij hadis-hadis (mulai dari riwayat hadis, biografi para shohabat, mencari ibaroh-ibaroh kitab kuning, dan lain sebagainya). Kegiatan ekstra yang tersedia meliputi beladiri PORSIGAL, sepakbola, computer, berkebun.
Sarana Dan Prasarana
Aset, sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu : 1 buah aula, 1 unit gedung madarasah ashshochu, 1 unit gedung TK Al-Kuttab, 1 unit gedung pesantren putra, 1 unit gedung pesantren putri, 1 ruang perpustakaan dan ruang computer. Sarana olahraga yang dimiliki adalah sepakbola.
Sumber Dana
Dana pondok pesantren bersumber utama dari iuran syahriyyah dari santri setiap bulan dan penjualan kitab-kitab atau hasil karya para santri sendiri seperti makalah-makalah, hasil musyawarah, dan lain-lain. Disamping itu juga sumbangan dari wali santri, santri thoriqoh dan lembaga-lembaga lain yang tidak mengikat.
Demikian sekelumit profil pondok pesantren Fadhlul Wahid desa Bandungsari kecamatan Ngaringan kabupaten Grobogan propinsi Jawa Tengah dipaparkan, Semoga ada manfaatnya bagi pondok pesantren pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Description: Rating: 5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: ItemReviewed:
GROBOGAN- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Grobogan melaksanakan Bahtsul Masail (pembahasan masalah terkini) Putaran I di Gedung NU Kabupaten Grobogan, Minggu (10/6). Acara itu diikuti oleh delegasi Pondok Pesantren (Ponpes) se-Kabupaten Grobogan, Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziayh Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Grobogan, ketua Lajnah, Lemabag, dan Badan Otonom NU di lingkungan NU Kabupaten Grobogan.
Wakil Rois PCNU Gobogan KH Muhajirin saat membuka acara mengatakan, Bahtsul Masil tingkat kabupaten ini akan dilaksanakan secara rutin tiga bulan sekali. Untuk putaran I, kali ini bertempat di kantor PCNU Kabupaten Grobogan dan untuk putaran selanjutnya berturut-turut akan dilaksanakan di ponpes yang ada di Grobogan. Sementara itu, Ketua Tanfidziyyah PCNU Kabupaten Grobogan Drs H Mat Said mengatakan, Bahtsul Masail memiliki manfaat, antara lain sebagai wahana untuk mencari ketentuan hukum atas berbagai masalah syaraí yang berkembang di masyarakat dewasa ini. Yakni dengan mendasarkan pada hujjah atau taíbir yang bersumber dari kitab-kitab salaf (Kitab Kuning) ala ahlussunnah waljamaah. (K11-75)

Pengesahan Gudep  11-169/11-168

GROBOGAN- Ketua Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka Kecamatan Pulokulon, H Suyanto SPd MM melantik Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus) dan mengesahkan nomor Gugus Depan (Gudep) 11-169/11-168 yang berpangkalan di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Miftahul Huda Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon, baru-baru ini. Keberadaan Gudep yang berpangkalan di ponpes ini merupakan kebanggaan tersendiri, mengingat di Kwarcab 11-15 Grobogan,  baru ada tiga pangkalan Gudep di ponpes, yaitu Ponpes Al Hidayah Selo, Kecamatan Tawangharjo, Ponpes At Tadzkir Kaliaren Jatipohon, Kecamatan Grobogan, dan Ponpes Miftahul Huda.
H Suyanto mengatakan, keberadaan Gudep yang baru ini diharapkan tidak hanya berhenti pada mendapatkan nomor Gugus Depan, tetapi untuk ditunjukkan kegiatannya. Dengan demikian, Kepramukaan dapat bermanfaat bagi peserta didik guna mendukung pendidikan karakter atau budi pekerti. Dalam kesempatan ini, diadakan pula kegiatan perkemahan Sabtu malam Minggu (Persami) yang diikuti Pramuka Santri dari Gudep Miftahul Huda. Description: Rating: 5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: ItemReviewed:

pesantren di grobogan

Pesantren yang mengakomodir keilmuan klasik dan modern.
Jauh dari perkotaan, itulah kesan yang akan tertangkap dari pesantren satu ini. bagaimana tidak, lokasinya yang terpencil dari pusat keramaian dan lalu lintas modernisasi, sekitar 45 km dari kota Purwodadi, ibukota Kab. Grobogan, dengan waktu tempuhnya mencapai 1 jam lebih. Jarak dan waktu tempuh yang tak jauh berbeda jika perjalanan dimulai dari pusat Kota Semarang, belum lagi jalan kecil menuju pesantren ini yang berbelok-belok menambah suasana yang mengasyikkan. Namun,  kondisi ini cukup membantu mengamankan Desa Brabo dari gempuran modernitas yang salah arah.
Sirojuth Tholibin, begitulah nama pondok pesantren itu. berlokasi di Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. suasana hangat dalam sanubari akan terasa jika kita telah menginjakkan kaki di tempat itu, belum lagi sejumlah bangunan yang berdiri megah berlantai dua menambah pemandangan yang menyejukkan mata.

Sejarah berdirinya
Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin berdiri pada 1941 M oleh Al Maghfurlah Kyai Syamsuri Dahlan yang berasal dari Desa Tlogogedong Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Sedangkan, istri Beliau Nyai Muslihah Syamsuri berasal dari desa Tanggung Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan, putri KH. Syarqowi, sang guru dan mertua Kyai Syamsuri.
Semula, pondok ini hanya mengajarkan kitab-kitab klasik dengan metode sorogan dan bandongan, namun seiring dengan perkembangan jumlah santri yang terus meningkat dari berbagai daerah, maka di bawah payung Yayasan “Tajul Ulum” pada tahun 1953 berdirilah Madrasah Diniyyah Awaliyah, tahun 1969 berdiri Madrasah Diniyyah Wustho, tahun 1970 berdiri Madrasah Tsanawiyyah, dan tahun 1985 berdiri Madrasah Aliyah.
Pada tanggal 4 Oktober 1988, Simbah Kyai Syamsuri Dahlan wafat, estafet kepemimpinan dilanjutkan putra beliau yang ke-4 dan ke-5 dari lima bersaudara, KH. Drs. Ahmad Baidlowie Syamsuri, Lc. H (alumnus Universitas Islam Madinah fakultas Hadis) bersama adik kandungnya KH. Muhammad Anshor Syamsuri (alumnus pesantren Futuhiyah asuhan KH. Muslih bin Abdurrohman Mranggen, Demak dan Pesantren Al Muayyad asuhan KH. Umar bin Abdul Mannan, Solo).
Pada 1989, pesantren yang sebelumnya hanya khusus putra ini, membuka asrama santri putri dan juga menerima santri tahashus, yang menghafal Al-Qur’an 30 juz dengan pengasuh Ibu Ny. Hj. Maimunah Shofawie (istri KH. Ahmad Baidlowie Syamsuri) alumnus pesantren asuhan KH. Mufid Mas’ud, AH (Jogjakarta), KH. Arwani Amin (Kudus), KH. Bisyri Syansuri (Jombang), dll.
Konon, sebelum KH. A. Baidhowi Syamsuri mendirikan pondok putri, KH. Ahmad Baidhowi bersamaan dengan Ibu Nyai Hj. Maimunah Shofawie bermimpi bertemu Gus Mik (KH. Hamim Jazuli,  Ploso) yang memerintahkan untuk membeli tanah di sebelah timur rumah beliau. Sekarang, di tanah tersebut sudah berdiri asrama pondok putri.
Untuk pengkajian kitab salaf (khusus mengkaji kitab kuning/klasik), Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin membuka program Madrasah Muhadloroh Sirojuth Tholibin pada tahun 1998 yang membuka kelas pagi dan pada tahun 2009 dibuka kelas malam yang diperuntukkan untuk santri kurikulum (santri yang bersekolah Madrasah Aliayah) dengan tenaga pengajar alumni PP Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, PP Alfalah Ploso, PP al Anwar Sarang, PP As Shiddiq Narukan, dan alumni Pondok Sirojuth Tholibin sendiri. Dengan demikian, pondok pesantren ini termasuk kategori pondok pesantren salaf-kholaf, sebuah pesantren yang mengakomodir keilmuan klasik dan modern.
Kini, Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin di asuh oleh putra ke-3 Kyai Syamsuri yaitu KH. Drs A. Baidlowie Syamsuri Lc. H lulusan dari universitas islam Madinah fakultas hadits asuhan Sayyid Muhammad Bin Alawy Al Maliki dan Syech Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani Al Makky, Ponpes Futuhiyyah asuhan KH. Muslih bin Abdurrohman  (Mranggen, Demak), Ponpes. Al Muayyad asuhan KH. Umar bin Abdul Mannan (Solo) dll beserta keluarga besar beliau.

Program Pendidikan
Meskipun terletak di daerah terpencil, ternyata progam pendidikan yang tersaji dalam pesantren ini cukup variatif , meliputi : Pertama, Tahaffud Al Qur’an, Program ini dibagi menjadi tiga tahap : Hafalan juz amma (semua santri), Bin Nadzor (membaca) Al Qur’an 30 juz (semua santri), Bil Ghoib (bagi santri yang mengambil jurusan khusus penghafal Al Qur’an). Kedua, Madrasah Salafiyyah(non formal), Program ini disajikan bagi santri yang ingin berkonsentrasi khusus pada kajian kitab klasik yang lazim di kalangan pesantren ahlus sunah wal jama’ah, dengan Madrasah Muhadloroh Sirojuth Tholibin sebagai lembaga yang telah mempersembahkan khazanah keilmuan islam klasik secara aktual selama enam tahun ajaran dengan materi ilmu tafsir, tafsir, ilmu hadis, hadis, nahwu, shorf, ushul fiqh, fiqh, tashowuf, tajwid, dll. Ketiga, Madrasah Formal. Pendidikan formal yang terselenggara di lingkungan Ponpes. Sirojuth Tholibin adalah Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah (sederajat dengan SMP dan SMA) di bawah naungan Yayasan Tajul Ulum dengan program jurusan Keagamaan, IPA, IPS, dan Bahasa. Bagi santri yang mengikuti pendidikan formal diharuskan mengikuti pembelajaran Madrasah Diniyah Awaliyah / Wustho pada sore hari atau di Madrasah Takhassus pada malam hari. Keempat, Non Madrasah, meliputi : 1. Individual (sorogan) dengan materi pokok : Al Ajurumiyah (matan, syarah), Fathul Qorib (matan, syarah), 2. Kolektif (bandongan) dengan materi kitab-kitab salaf diantaranya : Tafsir Al Jalain, Ihya’ Ulumuddin, Adabul  alim wal muta’alim, dll. 3. Komunal : Sima’atul Qur’an, Pengajian selapanan Kamis Kliwon. 4. Temporal : Pengajian kilatan bulan Rojab, Pengajian kilatan Romadlon,  Seminar, dll.
Disiplin dalam sholat berjama’ah akan tampak dipesantren satu ini, hal itu sesuai dengan pesan dari pengasuh Ponpes. Sirojuth Tholibin yaitu KH. A. Baidlowie Syamsuri Lc. H agar semua santri selalu melakukan  sholat dengan berjama’ah
Selain itu pondok pesantren Sirojuth Tholibin juga membekali santrinya sesuai tuntunan zaman dengan mengembangkan kegiatan ekstra semisal Jurnalistik (Buletin El Fath), Rebana dan Hadlroh, Tilawatil Qur’an , Kewirausahaan (koperasi Zaduna, Kantin Larisso), Bahtsul Masa’il (LBM), pertanian, dll.
Meskipun jauh dari perkotaan. Namun, bangunan yang disedikan untuk santri cukup nyaman, hal itu dapat terlihat dari segi bangunan yang ada. Hal itu, bertujuan agar para santri tetap betah berada di Pondok dan bisa konsentrasi penuh pada proses belajarnya.
Pondok pesantren yang mempunyai visi menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan sistem salafi dan modern merunut “Al Muhafadzoh ‘alal qodimish sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah” ini, berharap akan tercetak kader yang berakhlaqul karimah dan berpengetahuan luas dengan membekali kader yang berakidah dan bersyari’at yang benar sesuai dengan pokok ajaran ahlus sunnah wal jama’ah an- nahdliyah.
Description: pesantren di grobogan Rating: 5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: pesantren di grobogan ItemReviewed: pesantren di grobogan

Sabtu, 12 Januari 2013

JAKARTA - Massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jakarta Barat melakukan aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka mengecam pendukung tim sukses Joko Widodo-Basuki T Purnama (Ahok) yang diduga telah menghina Ustaz kondang, Yusuf Mansur. 

Hinaan itu bermunculan setelah Yusuf Mansyur dalam account twitternya menulis soal pemimpin yang amanah. Tetapi  kicauan ini lantas dikaitkan dengan kepemimpinan Jokowi di Solo para pengguna twitter. 

Alhasil, kicauan ini langsung mendapat respon dari account yang selama ini membela Jokowi dengan nada menghina Yusuf Mansur. Seperti misalnya, "@kurawa: tapi ingat tad substansi&timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh" yusuf hanya menjawab "wooo... Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq".

@asbabul_junub: Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih" kemudian dijawab dengan santai "(Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya ya? Itu universal Pak)," balas YM sebutan nama Yusuf Mansyur

Tindakan para pendukung Jokowi-Ahok ini dinilai oleh HMI sebagai bentuk tindakan yang keterlaluan. Ketua Umum HMI cab Jakarta Barat, Rhezki Jovie Pratama mengatakan dalam orasinya setalah sebelumnya Rhoma Irama yang dinilai sara, kini Ustadz Yusuf Mansyur. Menurutnya, apa yang salah dari mereka sebagai seorang mubalig yang berdakwah dan mengingatakan umat islam.

"Ustadz Yusuf Mansyur hanya mengingatkan jemaahnya dalam akun twitternya, tiba-tiba diserang dan dihujat oleh relawan kotak-kotak dengan bahasa yang sungguh sangat menyakitkan ummat muslim, ini pemilu gaya apa?" Kata Jovie, Minggu (9/9).

Jovie mengatakan sebagai keluarga besar HMI, dirinya menghimbau kepada relawan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok untuk tidak mengusik, menganggu dan menghina ulama islam yang sedang berdakwah dan mengingatkan umat. "Menganggu ulama sama saja menganggu umat islam, kami akan selalu berada di garda terdepan untuk membela ustadz dan ulama dalam menjalankan syiar islamnya, apalagi sampai ulama dan ustad kami yang notabenenya pemimpin kami di hujat dan dihina," tandasnya.

Dalam aksinya para mahasiswa ini mengenakan baju koko dan membawa spanduk dan poster, "Jangan Hina Ustad Kami" sampaikan kitab suci itu bukan SARA, "Cintai Ulama Jangan Sakiti". "Musuh Ulama=Musuh Kami".  "Stop Penghinaan ustad dan ulama".  "Yusuf Mansyur yes Sekluer no". "Jangan pojoki ulama lewat twitter" aksi ini cukup menarik perhatian para pengguna jalan.  Description: Rating: 5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: ItemReviewed:

Selasa, 08 Januari 2013

Perjalanan hidup sang ustadz Yusuf Mansyur

Siapa sih yang nggak kenal sosok ust Yusuf Mansyur........ ??? atau sering di kenal dengan pembawaan ceramah tentang keutamaan sedekah, ust yusuf Mansur lahir di Jakarta, 19 Desember 1976, dewasa ini Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang. Ustad Yusuf lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah dan sangat dimanja orang tuanya. Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf merasakan dinginnya hotel prodeo selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustad Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk bui pada 1998. Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari penjara, Ustadz Yusuf mansur berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustad Yusuf mansur berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah. Hidup Ustadz Yusuf mansur mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustad Yusuf mansur membuat buku Wisata Hati "Mencari Tuhan Yang Hilang". Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Ustad Yusuf mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata. Karier Ustadz Yusuf mansur makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga. Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata. Ustadz Yusuf mansur juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008. Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisata hati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati. Description: Perjalanan hidup sang ustadz Yusuf Mansyur Rating: 5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Perjalanan hidup sang ustadz Yusuf Mansyur ItemReviewed: Perjalanan hidup sang ustadz Yusuf Mansyur

Sering di baca