Bagi
masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan para nelayan, tradisi
ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai
rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi
sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional
sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .
Description: DEKAH BUMI
Rating: 5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: DEKAH BUMI
ItemReviewed: DEKAH BUMI
Pada acara upacara tradisi sedekah bumi tersebut umumnya,
tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Hanya
saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang
merayakannya tradisi sedekah bumi membuat tumpeng dan berkumpul menjadi
satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa atau tempat tempat yang
telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat untuk menggelar acara
ritual sedekah bumi tersebut.
Setelah
itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng tersebut ke balai desa atau
tempat setempat untuk di doakan oleh sesepuh adat. setelah di doakan
oleh sesepuh adat, kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat
setempat yang membuatnya sendiri. Nasi tumpeng yang sudah di doakan oleh
sesepuh adat setempat kemudian di makan secara ramai ramai oleh
masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga
sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng tersebut yang membawanya
pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing.
Pembuatan nasi tumpeng ini merupakan salah satu syarat yang harus
dilaksanakan pada saat upacara tradisi tradisional itu.
Makanan
yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah
bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya
seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja,
tidak menjadi perioritas yang utama. pada acara akhir para petani
biasanya menyisakan sebagian makanan itu dan diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing.
sebagai Bentuk Rasa Syukur.
sebagai Bentuk Rasa Syukur.
Dalam
puncaknya acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa
bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat.
Doa dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh kampung
yang sudah sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut. Ada
yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual
tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi
antara lantunan kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan doa yang
bernuansa Islami.
Ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa
ini merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia
terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan.
Manurut
cerita dari para nenek moyang orang jawa terdahulu, “Tanah itu
merupakan pahlawan yang sangat besar bagi kehidupan manusia di muka
bumi. Maka dari itu tanah harus diberi penghargaan yang layak dan besar.
Dan ritual sedekah bumi inilah yang menurut mereka sebagai salah satu
simbol yang paling dominan bagi masyarakat jawa khususnya para petani
dan para nelayan untuk menunjukan rasa cinta kasih sayang dan sebagai
penghargaan manusia atas bumi yang telah memberi kehidupan bagi
manusia”. Sehingga dengan begitu maka tanah yang dipijak tidak akan
pernah marah seperti tanah longsor dan banjir dan bisa bersahabat
bersandingan dengan masyarakat yang menempatinya.
Selain
itu, Sedekah bumi dalam tradisi masyarakat jawa juga merupakan salah
satu bentuk untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur kepada Tuhan
YME atas nimat dan berkah yang telah diberikan-Nya. Sehingga seluruh
masyarakat jawa bisa menikmatinya. Sedekah bumi pada umumnya dilakukan
sesaat setelah masyarakat yang mayoritas masyarakat agraris habis menuai
panen raya. Sebab tradisi sedekah bumi hanya berlaku bagi mereka yang
kebanyakan masyarakat agraris dan dalam memenuhi kebutuhannya dengan
bercocok tanam. Meskipun tidak menuntut kemungkinan banyak juga dari
masyarakat nelayan yang juga merayakannya sebagai bentuk rasa syukurnya
kepada tuhan, yang menurut para nelayan disebut dengan sedekah laut. Itu
sebagai bentuk rasa sukur masyarakat nelayan kepada tuhan sebab mereka
bisa melaut dan mengais rizqi di dalamnya.
Namun
sayangnya melihat realitas beberapa tahun terakhir ini, ritual sedekah
bumi yang merupakan salah satu bentuk tradisi jawa yang sifatnya turun
temurun, sedikit demi sedikit tanpa disadari sudah mulai memudar
pamornya dan ditinggalkan oleh masyarakat jawa sendiri. Tradisi yang
merupakan salah satu bentuk rasa penghargaan dan kasih sayang kepada
tanah sudah tidak terlihat lagi. Dan makna sakral sebagai bentuk rasa
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang terdapat dalam ritual dalam
sedekah bumi juga mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Sehingga
tidaklah mengherankan jika di muka bumi banyak terjadi bencana alam.
Sebab manusia sudah mulai melupakan dan menghargai jerih payah dan
pengorbanan besar tanah bagi kehidupan manusia. Dan yang lebih parah
lagi manusia sudah tidak mau lagi memanjatkan piji syukur kepada Tuhan
YME yang telah memberikan kenikmatan dan kesejahteraan bagi manusia di
alam semesta.
Tanpa
mengurangi makna esensial yang terkandung dalam ritual sedekah bumi
tersebut, sebagai manusia yang telah ditugasi dan dipercayai oleh Tuhan
di muka bumi sebagai kholifatul Fir Ardi sudah sepatutnya kita renungkan
kembali akan segala sikap yang telah diperbuat pada eksistensi bumi.
Sebagai Kholifah yang bertanggung jawab penuh di bumi maka kita harus
kembali memperdulikan serta melestarikan keadaan yang ada di dalamnya.
Jangan sampai kita hanya melakukan berbagai kerusakanSedekah bagi kita ummat Islam merupakan kata yang tidak asing, bahkan
kita senantiasa saling menganjurkan dan memerintahkan untuk
mengamalkannya. Sedekah dalam bahasa arab di kenal dengan sodaqoh yang
artinya memberi sedekah/derma ( dengan sesuatu ). Alloh Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman : يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا لاتُبطِلُوْا
صَدَقَاتِكُمْ بِاالْمَنِّ وَالأذَى كَاالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهُ
رِئَاءَالنَّاسِ ……… (سورة البقرة : 264 ) Hai orang-orang yang beriman
jangan kamu menghalangi ( pahala ) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti ( perasaan si penerima ) seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia….. ( Surat Al Baqoroh : 264 )
Rosululloh j juga bersabda : وَعَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (
اْليَدُ الْعُلْياَ خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَبْدَأْبِمَنْ
تَعُوْلُ, وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ مَاكَانَ عَنْ ظَهْرِغِنًى, وَمَنْ
يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ, وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ) ( رواه
البخري و مسلم ) Dari Hakim bin Hizam semoga Alloh
meridhoinya dari Rosululloh j beliau bersabda : “ Tangan diatas lebih
baik dari tangan yang dibawah . Dahulukanlah orang yang menjadi
tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah itu ialah yang dari lebihnya
kebutuhan sendiri. Dan barang siapa yang memelihara kehormatannya, maka
Alloh akan memeliharanya. Dan barang siapa yang mencukupkan akan
dirinya, maka Alloh akan mencukupinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim ) Dari
ayat dan hadits yang disebutkan diatas cukuplah bagi kita meyakini
bahwa sedekah merupakan bagian dari syariat Islam yang sangat mulia dan kebobrokan
tanpa memperdulikan akibat pada akhirnya. Dengan kita memperhatikan dan
memperdulikan bumi tanpa merusaknya sedikit pun, niscaya alam juga akan
kembali bersahabat dengan manusia.kini masyarakat sumber agung mulai rutinan tiap tahun menyembelih ternak atau lebih dikenal dengan selametan dekah bumi.meminta kepada alloh supaya masyarakat Ayem tentrem loh jinawe